Monday 6 April 2015



2.8 Manipulasi Porselen
1.      Proses pencampuran porselen.
Untuk pencampuran serbuk porselen digunakan air destilasi yang mempunyai kekentalan yang rendah dan tekanan permukaan yang sangat tinggi. Air destilasi ini merupakan perantara yang efisien dalam pencampuran partikel porselen untuk menghasilkan massa yang homogeny. Serbuk porselen diaduk dengan spatula kering kemudian ditambahkan air destilasi (Syafiar, 2012).
2.      Pemadatan / Compaction
Ada 3 macam serbuk porselen yg digunakan:
a.         Opaque Shade (lapisan opaque)
Untuk menutup warna jaringan di bawahnya, warna buram
b.        Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body)
Lebih translusen dari pada opaque shade, menentukan warna dan bentuk restorasi
c.         Enamel Shade
Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna bisa disesuaikan dengan gigi asli.
Tujuan :
a.     Agar bahan dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki
b.    Agar air yang terkandung di dalam masa dapat dikeluarkan sebanyak mungkin. Pada pembakaran akan terjadi pengerutan volumetrik sebesar 30 sampai 40% lebih banyak air yang dikeluarkan, lebih kecil pengerutan terjadi.
Cara :
1.      Menabur bubuk pada permukaan yang basah. Ini menimbulkan reaksi kapiler sehingga membantu menarik air dari masa.
2.      Kelebihan air dapat dikeringkan dengan kertas hisap setiap kali setelah menekannya atau setelah menyapunya dengan kuas
3.      Dapat dilakukan penggetaran atau vibrasi agar partikel bubuk tersusun lebih rapat.
Keberhasilan dari tahap ini tergantung tidak hanya dari keahlian operator, tapi juga pada ukuran partikel bubuk.

3.    Pembakaran (Firing)

Pembakaran dilakukan pada tungku listrik. Elemen pemanasnya dapat terbuat dari :
a.       Alloy Ni-Cr untuk pembakaran porselen low fushing
b.      Platinum atau Alloy Platinum, apabila dibutuhkan suhu lebih tinggi
Hal yang perlu diperhatikan :
a.       Porselen yang telah dipadatkan diletakkan di atas piring pembakaran (terbuat dari keramik tahan bakar) dan tidak boleh berkontak dengan dinding tungku. Bila porselen melekat padanya, elemen pemanas akan rapuh.
b.      Pembakaran dimulai dari panas yang rendah, kalau tidak air akan menguap demikian cepat sehingga dapat meremukkan bagian porselen yang belum terbakar.
c.       Dibutuhkan pemanasan yang merata. Porselen memiliki sifat penghantar panas yang rendah, maka dibutuhkan pemanas secara perlahan agar diperoleh cukup waktu bagi lapisan sebelah dalam restorasi untuk menjadi panas.
d.      Mula mula jendela tungku dibiarkan terbuka agar uap air dan hasil pembakaran bahan pengikat lainnya dapat keluar.


Ada 3 tahapan :
a.       Tahap low bisque atau low bscuit, tahap ketika bahan menjadi sedikit kaku dan fluxe mulai mengalir.
b.      Tahap medium bisque atau medium bisquit, ketika telah terjadi sedikit pengerutan dan terdapat kohesi yang lebih besar antara partikel.
c.       Tahap high bisque (high biscuit), pada tahap ini tidak ada lagi terjadi pengerutan.
4.    Glazing
Keramik di glazing untuk menghasilkan permukaan yang licin dan berkilat menjaga agar sisa sisa makanan tidak melekat. Glazing dilakukan dengan cara memoles dengan kit pemoles porselen. Permukaaan yang lebih halus akan mengurangi kerusakan akibat abrasi gigi atau restorasi gigi antagonis. Glazing juga efektif dalam mengurangi perkembangan retak dan menutupi porus yang terjadi saat pembakaran.
5.    Pendinginan
Harus dilakukan secara perlahan dan merata kalau tidak akan terjadi derajat pengerutan yang berbeda pada bagian bagian restorasi keramik yang cenderung mendorong terbentuknya stress dan menimbulkan retak sehingga mengurangi kekuatan.

2.9 Faktor Penyebab Kegagalan Manipulasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemadatan partikel ini antara lain:
a.    Volume porositas powder
Jumlahpenyusutanberkaitan denganporositastotalporselen. Pemadatanyang terjadi harus lebih besar untukmengurangijumlahpenyusutan.
b.    Tegangan permukaan
Pemadatan partikelakanlebih baik jikaairdihilangkan olehtegangan permukaan. Tegangan permukaanefektifhanya jikaporselenselalutetaplembabselamapenumpukan.suhu ruanganyang tinggi dansuasana keringyangharus dihindari.
Dalam proses kondensasi metode yang digunakan dapat digunakan dapat diklasifikasikan atas 5 metode yaitu:
a.       Metode brush application
b.      Metode gravitation
c.       Metode spatulation
d.      Metode Whipping
e.       Metode vibration
1.    Proses pembakaran porselen
Tahapan pembakaran porselen13:
a)    Tahap low bisque atau low biscuit, tahap ketika bahan menjadi sedikit kaku dan fluxe mulai mengalir
b)   Tahap medium bisque atau medium biscuit ketika telah terjadi sedikit pengerutandan terdapat kohesi yang lebih besar antara partikel
c)    Tahap high bisque (high biscuit) , pada tahap ini tidak ada lagi terjadi pengerutan.
2.    Proses pendinginan porselen
Porselen yang telah selesai dibakar, dikeluarkan dari alat pembakaran dan dibiarkan di udara terbuka sampai porselen menjadi dingin. Pendinginanharus dilakukansecara bertahapdan perlahan-lahan.Hal ini untuk memungkinkanterjadinya ekspansidan kontraksiyang seragamsehingga mencegahperambatan retak. Proses pendinginan yang baik akan menambah strength daripada porselen, sebaliknya pendinginan yang tiba-tiba akan menambah stress dan mengurangi kekuatan porselen.




2.10 Kelebihan dan Kekurangan Porselen

a.       Kelebihan
1.      Estetika tinggi karena ada pigmen, sehingga warna bisa disesuaikan dengan warna gigi.
2.      Tidak terpengaruh cairan rongga mulut
3.      Kekuatan dan kekerasan baik
4.      Biokompatibel
5.      Tidak iritatif
6.      Tahan lama
7.      Insulator panas yang baik
8.      Stabil terhadap pengaruh kontraksi dan ekspansi
9.      Permukaan halus sehingga mencegah perlekatan plak dan mengurangi insidensi karies
b.      Kekurangan
1.      Harganya mahal
2.      Porositas tinggi
3.      Mudah rapuh
4.      Sukar diasah
5.      Kekerasan terhadap fraktur rendah
6.      Diskolorisasi pada tepi porselen
7.      Pada gigi sulung sulit karena ruang pulpa masih tinggi/lebar
8.      Bunyi kliking bila kontak dengan gigi antagonis
9.      Over/under restorasi → pecah saat pembuatan, susah diasah/tidak bisa dikurangi sendiri.


2.11 Indikasi dan Kontra Indikasi Porselen

a.       Indikasi
1.      Restorasi kelas I dan II pada pasien yang mengutamakan estetis
2.      Pada karies gigi yang besar atau kegagalan restorasi sebelumnya
3.      Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan
4.      Gigi anterior patah
5.      Menutup stain
6.      Diskolorisasi
7.      Tekanan kunyah normal
b.      Kontra Indikasi
1.      Karies banyak
2.      Tekanan oklusal besar
3.      Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruxism atau clenching
4.      Pasien usia muda dengan ruang pulpa masih lebar
5.      Pasien maloklusi (porselen dapat pecah apabila terkena tekanan)
6.      Mahkota Klinis terlalu pendek (retensi kurang)
7.      Preparasi konikal/mengerucut (tidak ada pegangan dan retensi)


2.12 Fungsi dan Aplikasi Porselen
1. Jacket Crow / Mahkota Jaket
Untuk restorasi gigi yang sudah rusak, yang merupakan akibat dari karies yang parah, fraktur, abrasi, pertumbuhan yang tidak sempurna atau gigi yang sudah berubah warna yang diikuti devitalisasi (Craig, 2002).
Juga untuk memperbaikai lengkung gigi yang tidak bagus, seperti gigi yang mengalami rotasi, diastema, palatoversi, labioversi, crowned ringan serta erupsi gigi yang tidak sempurna dan semua ini berada pada oklusi lingual (Craig, 2002).
2. Veneer Crown
Merupakan restorasi yang tahan lama serta dari segi estetisnya baik, biarpun preparasi harus dilakukan masih konservatif bila dibandingkan dengan pembuatan mahkota penuh konvensional (Craig, 2002).
Veneer crown diindikasikan untuk gigi yang mengalami fraktur pada sebagian mahkota, karies yang besar khususnya bila melibatkan sudut insisal gigi anterior, kavitas permukaan labial yang besar, dan pit yang hipoplastik (Craig, 2002).
3. Mahkota Logam Keramik


Mahkota logam yang dilapisi porselen untuk keperluan estetis  merupakan suatu restorasi gigi yang memadukan kekuatan dan ketepatan dari mahkota logam cor-an dengan yang diperoleh dari bahan porselen (Craig, 2002).
4. Inlay             
Biasanya dipakai pada gigi anterior karena restorasi untuk gigi anterior harus mempertimbangkan estetis. Bila kavitas sudah cukup besar porselen inlay yang digunakan sebaiknya yang mengandung silikat semen karena dapat melindungi kontur dari mahkota gigi alami, dan sedikit kemungkinan untuk pecah atau retak serta tidak larut dalam saliva (Craig, 2002).
5.Gigi Tiruan Sebagian Cekat/ Bridge    
Suatu protesa cekat pendukung gigi yang dibuat untuk memperbaiki fungsi dari satu atau lebih kehilangan gigi posterior atau fungsi dan estetis dari satu atau lebih gigi anterior (Craig, 2002).

"catatan :

1 comment: