Monday 6 April 2015



2.8 Manipulasi Porselen
1.      Proses pencampuran porselen.
Untuk pencampuran serbuk porselen digunakan air destilasi yang mempunyai kekentalan yang rendah dan tekanan permukaan yang sangat tinggi. Air destilasi ini merupakan perantara yang efisien dalam pencampuran partikel porselen untuk menghasilkan massa yang homogeny. Serbuk porselen diaduk dengan spatula kering kemudian ditambahkan air destilasi (Syafiar, 2012).
2.      Pemadatan / Compaction
Ada 3 macam serbuk porselen yg digunakan:
a.         Opaque Shade (lapisan opaque)
Untuk menutup warna jaringan di bawahnya, warna buram
b.        Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body)
Lebih translusen dari pada opaque shade, menentukan warna dan bentuk restorasi
c.         Enamel Shade
Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna bisa disesuaikan dengan gigi asli.
Tujuan :
a.     Agar bahan dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki
b.    Agar air yang terkandung di dalam masa dapat dikeluarkan sebanyak mungkin. Pada pembakaran akan terjadi pengerutan volumetrik sebesar 30 sampai 40% lebih banyak air yang dikeluarkan, lebih kecil pengerutan terjadi.
Cara :
1.      Menabur bubuk pada permukaan yang basah. Ini menimbulkan reaksi kapiler sehingga membantu menarik air dari masa.
2.      Kelebihan air dapat dikeringkan dengan kertas hisap setiap kali setelah menekannya atau setelah menyapunya dengan kuas
3.      Dapat dilakukan penggetaran atau vibrasi agar partikel bubuk tersusun lebih rapat.
Keberhasilan dari tahap ini tergantung tidak hanya dari keahlian operator, tapi juga pada ukuran partikel bubuk.

3.    Pembakaran (Firing)

Pembakaran dilakukan pada tungku listrik. Elemen pemanasnya dapat terbuat dari :
a.       Alloy Ni-Cr untuk pembakaran porselen low fushing
b.      Platinum atau Alloy Platinum, apabila dibutuhkan suhu lebih tinggi
Hal yang perlu diperhatikan :
a.       Porselen yang telah dipadatkan diletakkan di atas piring pembakaran (terbuat dari keramik tahan bakar) dan tidak boleh berkontak dengan dinding tungku. Bila porselen melekat padanya, elemen pemanas akan rapuh.
b.      Pembakaran dimulai dari panas yang rendah, kalau tidak air akan menguap demikian cepat sehingga dapat meremukkan bagian porselen yang belum terbakar.
c.       Dibutuhkan pemanasan yang merata. Porselen memiliki sifat penghantar panas yang rendah, maka dibutuhkan pemanas secara perlahan agar diperoleh cukup waktu bagi lapisan sebelah dalam restorasi untuk menjadi panas.
d.      Mula mula jendela tungku dibiarkan terbuka agar uap air dan hasil pembakaran bahan pengikat lainnya dapat keluar.


Ada 3 tahapan :
a.       Tahap low bisque atau low bscuit, tahap ketika bahan menjadi sedikit kaku dan fluxe mulai mengalir.
b.      Tahap medium bisque atau medium bisquit, ketika telah terjadi sedikit pengerutan dan terdapat kohesi yang lebih besar antara partikel.
c.       Tahap high bisque (high biscuit), pada tahap ini tidak ada lagi terjadi pengerutan.
4.    Glazing
Keramik di glazing untuk menghasilkan permukaan yang licin dan berkilat menjaga agar sisa sisa makanan tidak melekat. Glazing dilakukan dengan cara memoles dengan kit pemoles porselen. Permukaaan yang lebih halus akan mengurangi kerusakan akibat abrasi gigi atau restorasi gigi antagonis. Glazing juga efektif dalam mengurangi perkembangan retak dan menutupi porus yang terjadi saat pembakaran.
5.    Pendinginan
Harus dilakukan secara perlahan dan merata kalau tidak akan terjadi derajat pengerutan yang berbeda pada bagian bagian restorasi keramik yang cenderung mendorong terbentuknya stress dan menimbulkan retak sehingga mengurangi kekuatan.

2.9 Faktor Penyebab Kegagalan Manipulasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemadatan partikel ini antara lain:
a.    Volume porositas powder
Jumlahpenyusutanberkaitan denganporositastotalporselen. Pemadatanyang terjadi harus lebih besar untukmengurangijumlahpenyusutan.
b.    Tegangan permukaan
Pemadatan partikelakanlebih baik jikaairdihilangkan olehtegangan permukaan. Tegangan permukaanefektifhanya jikaporselenselalutetaplembabselamapenumpukan.suhu ruanganyang tinggi dansuasana keringyangharus dihindari.
Dalam proses kondensasi metode yang digunakan dapat digunakan dapat diklasifikasikan atas 5 metode yaitu:
a.       Metode brush application
b.      Metode gravitation
c.       Metode spatulation
d.      Metode Whipping
e.       Metode vibration
1.    Proses pembakaran porselen
Tahapan pembakaran porselen13:
a)    Tahap low bisque atau low biscuit, tahap ketika bahan menjadi sedikit kaku dan fluxe mulai mengalir
b)   Tahap medium bisque atau medium biscuit ketika telah terjadi sedikit pengerutandan terdapat kohesi yang lebih besar antara partikel
c)    Tahap high bisque (high biscuit) , pada tahap ini tidak ada lagi terjadi pengerutan.
2.    Proses pendinginan porselen
Porselen yang telah selesai dibakar, dikeluarkan dari alat pembakaran dan dibiarkan di udara terbuka sampai porselen menjadi dingin. Pendinginanharus dilakukansecara bertahapdan perlahan-lahan.Hal ini untuk memungkinkanterjadinya ekspansidan kontraksiyang seragamsehingga mencegahperambatan retak. Proses pendinginan yang baik akan menambah strength daripada porselen, sebaliknya pendinginan yang tiba-tiba akan menambah stress dan mengurangi kekuatan porselen.




2.10 Kelebihan dan Kekurangan Porselen

a.       Kelebihan
1.      Estetika tinggi karena ada pigmen, sehingga warna bisa disesuaikan dengan warna gigi.
2.      Tidak terpengaruh cairan rongga mulut
3.      Kekuatan dan kekerasan baik
4.      Biokompatibel
5.      Tidak iritatif
6.      Tahan lama
7.      Insulator panas yang baik
8.      Stabil terhadap pengaruh kontraksi dan ekspansi
9.      Permukaan halus sehingga mencegah perlekatan plak dan mengurangi insidensi karies
b.      Kekurangan
1.      Harganya mahal
2.      Porositas tinggi
3.      Mudah rapuh
4.      Sukar diasah
5.      Kekerasan terhadap fraktur rendah
6.      Diskolorisasi pada tepi porselen
7.      Pada gigi sulung sulit karena ruang pulpa masih tinggi/lebar
8.      Bunyi kliking bila kontak dengan gigi antagonis
9.      Over/under restorasi → pecah saat pembuatan, susah diasah/tidak bisa dikurangi sendiri.


2.11 Indikasi dan Kontra Indikasi Porselen

a.       Indikasi
1.      Restorasi kelas I dan II pada pasien yang mengutamakan estetis
2.      Pada karies gigi yang besar atau kegagalan restorasi sebelumnya
3.      Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan
4.      Gigi anterior patah
5.      Menutup stain
6.      Diskolorisasi
7.      Tekanan kunyah normal
b.      Kontra Indikasi
1.      Karies banyak
2.      Tekanan oklusal besar
3.      Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruxism atau clenching
4.      Pasien usia muda dengan ruang pulpa masih lebar
5.      Pasien maloklusi (porselen dapat pecah apabila terkena tekanan)
6.      Mahkota Klinis terlalu pendek (retensi kurang)
7.      Preparasi konikal/mengerucut (tidak ada pegangan dan retensi)


2.12 Fungsi dan Aplikasi Porselen
1. Jacket Crow / Mahkota Jaket
Untuk restorasi gigi yang sudah rusak, yang merupakan akibat dari karies yang parah, fraktur, abrasi, pertumbuhan yang tidak sempurna atau gigi yang sudah berubah warna yang diikuti devitalisasi (Craig, 2002).
Juga untuk memperbaikai lengkung gigi yang tidak bagus, seperti gigi yang mengalami rotasi, diastema, palatoversi, labioversi, crowned ringan serta erupsi gigi yang tidak sempurna dan semua ini berada pada oklusi lingual (Craig, 2002).
2. Veneer Crown
Merupakan restorasi yang tahan lama serta dari segi estetisnya baik, biarpun preparasi harus dilakukan masih konservatif bila dibandingkan dengan pembuatan mahkota penuh konvensional (Craig, 2002).
Veneer crown diindikasikan untuk gigi yang mengalami fraktur pada sebagian mahkota, karies yang besar khususnya bila melibatkan sudut insisal gigi anterior, kavitas permukaan labial yang besar, dan pit yang hipoplastik (Craig, 2002).
3. Mahkota Logam Keramik


Mahkota logam yang dilapisi porselen untuk keperluan estetis  merupakan suatu restorasi gigi yang memadukan kekuatan dan ketepatan dari mahkota logam cor-an dengan yang diperoleh dari bahan porselen (Craig, 2002).
4. Inlay             
Biasanya dipakai pada gigi anterior karena restorasi untuk gigi anterior harus mempertimbangkan estetis. Bila kavitas sudah cukup besar porselen inlay yang digunakan sebaiknya yang mengandung silikat semen karena dapat melindungi kontur dari mahkota gigi alami, dan sedikit kemungkinan untuk pecah atau retak serta tidak larut dalam saliva (Craig, 2002).
5.Gigi Tiruan Sebagian Cekat/ Bridge    
Suatu protesa cekat pendukung gigi yang dibuat untuk memperbaiki fungsi dari satu atau lebih kehilangan gigi posterior atau fungsi dan estetis dari satu atau lebih gigi anterior (Craig, 2002).

"catatan :

DENTAL PORCELAIN


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA





2.1 Definisi PorcelainPorcelain adalah bahan keramik putih yang bersifat rapuh, tetapi mempunyai sifat translusen, korosi yang rendah, dan mengkilat, dimana pembakarannya dengan temperature yang tinggi (Sembiring,2006).
Porselen adalah bahan yang terbuat dari jenis keramik yang dibakar dengan suhu tinggi dari bahan lempung murni yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang diproses dengan pemanasan suhu tinggi (Anusavice, 2003).
Porcelain adalah bahan keramik yang terbuat dari kaolin, feldspar, silica, dan berbagai pigmen (Kamus Kedokteran Gigi, 2013).

2.2. Syarat PorcelainSyarat Porcelain dalam Kedokteran Gigi adalah sebagai berikut :

a.       Dapat memberikan penampilan natural gigi
b.      Biokompatibel
c.       Tidak toksik
d.      Tidak mengiritasi
e.       Tidak mengabrasi gigi antagonis
f.       Tidak dapat larut dalam saliva
g.      Dapat beradaptasi dengan baik dalam temperatur rongga mulut
2.3 Sifat-sifat Porcelain1.   Sifat fisis
Keuletan dan tegangan geseknya rendah tetapi tegangan tariknya tinggi. Thermal ekspansi dari dental porselen sama dengan thermal ekspansi substansi gigi yaitu sekitar 4,1 x 10 mm/C³. selain itu sifat insulatornya juga baik yakni penghantar panas yang rendah, difusi panas yang rendah, dan penghantar listrik yang rendah (Craig, 2006).
2.   Sifat kimiaSuatu porselen memiliki sifat kelembapan kimia, dimana kelembapan kimia ini merupakan karakteristik yang penting karena memastikan bahwa permukaan restorasi gigi tidak melepaskan elemen-elemen yang berbahaya selain mengurangi risiko dari kekerasan permukaan serta meningkatnya kerentanan terhadap adhesi bakteri.Selain itu sifat kimia yang penting ini ialah porselen merupakan bahan yang biokompatibel dengan lingkungan rongga mulut dan juga tidak dapat dirusak oleh lingkungan (Craig, 2006).3.   Sifat mekanis
Porselen adalah suatu bahan yang getas, oleh karena itu perkembangan porselen lebih mengarah pada perbaikan sifat mekanis, antara lain dengan penambahan alumina yang dapat memperkuat bahan. Selain itu sebagian besar keramik memiliki sifat refraktori, kekerasan dan kerentanan terhadap fraktur karena rapuh (Craig, 2006).Untuk kekerasan keramik disini saat sebelum diaplikasikan menjadi suatu bahan restorasi memang memiliki kekuatan yang lebih besar daripada enamel. Akan tetapi pada saat telah diaplikasikan, kekerasanya sangat diharapkan sama dengan enamel untuk meminimalkan keausan pada restorasi keramik dan mengurangi kerusakan akibat keausan yang terjadi pada enamel karena adanya restorasi keramik (Craig, 2006).4.   Sifat estetik
Sifat estetik adalah salah satu sifat yang sangat penting karena keramik mampu meniru penampilan dan menyamai gigi asli (Craig, 2006).5.   Sifat porus
Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung-gelembung udara yang tidak dapat dihindari sehingga menyebabkan terbentuknya rongga diantara partikel porselen.Hal ini menyebabkan porselen ini mudah pecah karena kepadatan dari porselen itu sendiri kurang. Untuk mengurangi porusitas tersebut, beberapa peneliti menganjurkan cara sebagai berikut (Craig, 2006) :a.    Pembakaran pada tungku hampa tekanan untuk mengeluarkan air.
b.    Pembakaran dengan adanya suatu gas yang dapat merembes keluar dari porselen.
c.    Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultan besarnya pori-pori.
6.      Sifat thermal
Konduktifitas thermal dan koefisien thermal mirip jaringan enamel dan dentin (Craig, 2006). 2.4 Komposisi  Dental Porcelain            Dental porcelain dibentuk dengan mencampur dengan membakar mineral mineral khususnya feldspar, kaolin, quartz, fluks, dan pigmen (Sembiring,2006).

1.      Feldspar
            Feldspar merupakan sejenis mineral yang mengandung unsur-unsur kalium, natrium, silikat, aluminium ganda, dan potassium.pada temperature pembakaran normal bagi peleburan  porcelain bertindak sebagai suatu matriks yang mengikat kristal kristal kaolin yang kecil dan bentuknya tidak beraturan.jika dibakar. Feldspar adalah mineral alami berupa anhydrous alumino-silicate, dan dapat diperoleh dalam bentuk soda feldspar (Na2O, Al2O3, 6 SiO2), lime feldspar (CaO, Al2O3, 6SiO2 ), dan potas feldspar (K2O, Al2O3, 6SiO2 ). Jika dibakar akan meleleh menjadi bahan yang bening seperti gelas yang membentuk matriks atau sebagai pengikat bagi kaolin dan quartz. Feldspar juga digunakan sebagai bahan fluks. Feldspar meleleh menjadi bahan yang bening seperti gelas yang membentuk matriks bagi kaolin dan quartz.fungsi feldspar adalah sebagai permukaan lapisan kaca dan juga sebgai matriks (sembiring,2006).
            Feldspar alami digunakan pada pembuatan  dental porcelain, merupakan campuran dari albite dan mikroline. Variasi alaminya tidak pernah murni dan perbandingan soda terhadap potash dapat bervariasi antara satu dan lainnya (sembiring,2006).

2.      Kaolin
            Kaolin adalah silikat aluminium hidrat yang dihasilkan dari dekomposisi mineral mineral feldspatik, yang mirip seperti tanah liat yang tidak berubah warna ketika dibakar. Kaolin memiliki sifat yang tidak bening (opak). Kaolin merupakan bahan pengikat untuk mempertahankan kepadatan dan kekuatan porcelain agar dapat dibentuk sebelum dibakar .

3.      Quartz
            Quartz memberikan kekakuan dan kekerasan pada masa porcelain selama dan sesudah pembakaran. Quartz digunakan pada porcelain sebagai penambah kekuatan.Walaupun mengalami reaksi dengan feldspar untuk mendapatkan suatu bonding, quartz bereaksi terutama sebagai bahan pengisi (Sembiring, 2006).
4.      Fluks
            Fluks ditambahakan untuk meningkatkan aliran campuran dan untuk mengabsorbsi atau menghilangkan kotoran-kotoran tertentu. Fluks yang lazim dipakai karbonat, kalium, natrium, boraks dsan oksida timah hitam (pbo).Titik pembakaran dari sebuah porcelaindapat bervariasi oleh karena kuantitas dari kumpulan fluks yang terkandung dari porcelain (sembiring, 2006).
            Konsentrasi fluks sebaiknya seimbang, tetapi bila terlalu tinggi dapat menyebabkan antara lain:
1.  Mengurangi daya tahan kemis kaca
2.  Dapat menyebabkan kaca mengalami kristalisasi
5.      Pigmen
            Pigmen digunakan untuk member warna yang dikehendaki, bahan ini bersatu dalam bubuk. Bahan pewarna dalam  dental porcelain adalah:
a)   Titanium untuk member warna kuning dan dapat dipergunakan untuk membuat bahan menjadi lebih opak
b)   Kobalt untuk member warna kebiru-biruan
c)   Besi untuk member warna kecoklat-coklatan
d)  Timah dan emas untuk member warna merah jambu
e)   Metallic gold untuk member warna bayangan merah kecoklatan
f)    Platina untuk member warna keabu-abuan
6.      Bahan Glaze Dan Bahan Noda
            Untuk mendapatkan hasil estetik yang dikehendaki (Nofrita, 2003).
7.      Gula Dan Starch
            Dapat diikutkan sebagai bahan pengikat bahan pewarna yang dicampurkan berguna untuk menghasilkan warna yang berbeda sesuai dengan warna gigi alami, juga untuk meniru noda yang ditemukan pada beberapa gigi dan untuk menghasilkan sebuah restorasi yang menyerupai jaringan gingiva (Nofrita, 2003).
 2.5 Jenis-jenis Porselen dalam Kedokteran Gigi1. All Porselen
All porselen merupakan restorasi yang digunakan di kedokteran gigi yang bahannya berasal dari porselen murni tanpa ada campuran bahan lainnya.Keuntungan All porselen :a.       Sangat estetis.
b.      Warna stabil dalam pemakaian.
c.       Tidak mudah aus jika pembuatannya baik.
d.      Tidak memiliki bau.
e.       Tidak bereaksi dengan cairan rongga mulut.
f.       Tidak menimbulkan alergi karena bersifat biokompatible.
g.      Bahan isolator panas yang baik.
h.      Permukaannyayang mengkilap dan licin sehingga akan mempersulit retensi plak, debris, dan sisa-sisa makanan ketika diaplikasikan dalam rongga mulut. (Annusavice, 2003)
Kekurangan All porselen :a.       Mudah pecah jika diberi tekanan yang berlebihan.

b.      Pembuatannya yang cukup sulit.
c.       Kurang kuat.
d.      Dapat menyebabkan gigi antagonisnya mengalami aus jika restorasinya kurang baik.
e.       Harganya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan restorasi metal porselen.
f.   Sulit memadupadankan warna yang sesuai dengan warna gigi asli pasien sehingga membutuhkan keahlian khusus dan pengalaman dari operator sendiri. (Anusavice, 2003)
 
2. Porcelain Fused to Metal
Pada crown dengan bahan Porcelain Fused to Metal (PFM), kekuatan diperoleh dari substruktur metal dan estetik didapatkan dari veneer porcelainCrown PFM digunakan untuk mengembalikan gigi yang rusak sangat parah untuk melindungi struktur gigi yang tersisa, dan juga untuk mempertahankan oklusi dan menawarkan estetik. Crown PFM dapat diaplikasikan pada gigi anterior maupun gigi posterior (Sadaf dan Ahmad, 2011).Pada crown PFM terdiri dari beberapa lapis bubuk porselen dalam  air yang kemudian difusikan dengan kerangka dari metal, melalui pembakaran (firing). Lapisan-lapisan ini memiliki tiga tingkatan translusensi yang berbeda. Lapisan pertama merupakan lapisan opaque yang digunakan untuk menutupi substrat metal yang gelap. Lapisan intermediate, disebut juga sebagai dentin, adalah konstruksi utama dari struktur gigi artifisial dan juga digunakan untuk menyediakan translusensi pada porselen. Lapisan paling atas atau superfisial, adalah lapisan paling translusen yang disebut sebagai porselen email atau insisal. Setiap lapisan difusikan dalam electric atau vacuum furnace pada sekitar 1000 ˚C untuk memperoleh sifat yang optimal (Mrazova dan Klouzkova, 2009).Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan. Berdasarkan perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen gigi yaitu:a. Regular felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 ˚C).b. Aluminous porcelain (temperatur sedang 1050-1200 ˚C).c. Metal bonding porcelain (temperatur rendah 800-1050 ˚C).PFM merupakan metal bonding porcelain (Mrazova dan Klouzkova, 2009).PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari kekuatan mulut (Sadaf dan Ahmad, 2011).Restorasi metal keramik harus memenuhi syarat–syarat, antara lain, adalah sebagai berikut:a. Metal dan keramik mempunyai ikatan yang kuat.b. Metal dan keramik mempunyai thermal expansion yang sesuai.c. Keramik yang dipakai relatif mempunyai low fusing.d. Metal harus tahan terhadap deformasi pada saat keramik mencapai fusing.e. Bahan–bahan yang dipakai harus bersifat biokompatibel terhadap jaringan. Keuntungaan PFM sebagai bahan crown adalah:1. Tahan terhadap tekanan mastikasi dan resisten terhadap fraktur.
2. Tahan lama di dalam rongga mulut.
3. Metal yang di lapisi dengan porselen membuat crown yang dipakai menjadi estetis karena memiliki warna yang sama dengan gigi.
4. Dapat digunakan dengan kavitas yang luas dan besar.
5. Cocok untuk digunakan pasien yang memiliki kebiasaan bruxism.
6. Warna PFM sebagai crown dapat bertahan lama (tidak dapat berubah warna)
Kekurangan  PFM dalam bidang kedokteran gigi:   1. Lebih banyak jaringan gigi yang harus dihilangkan.  2.Harga lebih mahal karena setidaknya membutuhkan dua kali kunjungan dan juga bila menggunakan alloy metal yang mahal.
(Sinabutar, 2008). 3. Mahkota Pigura Facing Porcelain
Mahkota Pigura (dengan Facing Porselen) adalah suatu restorasi yang menyelubungi seluruh permukaan klinis gigi dan terbuat dari logam campur, di mana bagian labial / bukal dilapisi dengan bahan sewarna gigi porselen (Hatrick, 2011).Macam-Macam Mahkota Pigura Facing Porcelain:a.    Mahkota Tuangan Penuh (FullCast Crown).b.    Mahkota Pigura (dengan Facing Akrilik).c.    Mahkota Jaket (Jacket Crown).d.   Mahkota Pasak.
Indikasi Mahkota Pigura Facing Porselen :1.    Gigi dengan kebutuhan estetik yang tinggi, biasanya untuk gigi anterior dengan gigitan dalam.2.    Gigi dengan karies proksimal atau fasial yang tak dapat direstorasi secara efektif dengan menggunakan resin komposit.3.    Gigi dengan tepi insisal yang masih relatif utuh (Hatrick,2011).
Kontraindikasi Mahkota Pigura Facing Porselen :1.    Pasien dengan indeks karies tinggi
2.    Pasien dengan kebiasaan buruk bruxism.
3.    Premolar atau molar pertama (molar kedua tidak dibutuhkan estetik)
4.    Gigi dengan mahkota klinis pendek karena sulit dipakai untuk retensi.
5.    Gigi dengan kekuatan yang sangat kurang terutama di bagian oklusal, sehingga mudah pecah atau mudah lepas.
6.    Pasien dengan oral hygiene buruk. (Hatrick,2011) .
 2.6 Struktur Porselen
Struktur Porselen:a. Opaque Shade (lapisan opak)Untuk menutup warna jaringan di bawahnya, warna buram.b. Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body)Lebih translusen dari pada opaque shade, menentukan warna dan bentuk restorasi.c. Enamel ShadeMembentuk bagian luar mahkota, translusen warna bisa disesuaikan dengan gigi asli. 2.7 Klasifikasi Dental Porcelaina. Dental porcelain diklasifikasikan atas tiga jenis menurut ketinggian temperature yang diperlukan agar terjadi penyatuan pada porcelain (fusing) tersebut, sebagai berikut:1.      High fusing  dental porcelainDengan fusing temperature diantara 1300oc (2372of).High fusing  porcelain digunakan membuat enamel gigi tiruan. Porcelain jenis high fusing ini digunakan untuk konstruksi gigi palsu tetapi komposisi yaqng mirip dapat digunakan untuk konstruksi mahkota jaket porcelain dan memerlukan waktu lima menit atau lebih untuk melebur temperature tersebut (Sembiring,2006).
2.      Medium fusing  dental porcelainDengan fusing temperature diantara 1101o-1300oc (2013o-2072of).Medium fusing porcelain digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan.kegunaan porcelain ini sama dengan high fusing porcelain (Sembiring,2006).
3.      Low fusing  dental porcelainDengan fusing temperature diantara 850o-1100oc (1562of).Low fusing porcelain digunakan untuk pembuatan mahkota dan jembatan (Sembiring,2006).
 Tabel2.1 Komposisi dari  dental porcelain
Porselen
Kaolin
Feldspar
Silika
Sodium karbonat
Boraks
Kalsium karbonat
Natrium karbonat
(%)
High fusing porselen
4
81
15
-
-
-
-
Medium fusing porselen
6
61
19
-
1
5
2
Low fusing porselen
-
60
12
8
11
1
-
 b. Bedasarkankegunaannya  dental porcelain dapat dibagi atas (Nofrita,2003):
1.      Porcelain untuk inti
Ini merupakan bahan dasar untuk jaket crown, harus memiliki sifat sifat mekanis yang baik.2.      Porcelain untuk dentin atau body
Jenis ini lebih translusen daripada yang diatas, ini sangat menentukan bentuk dan warna restorasi.3.      Porcelain untuk enamel porcelain jenis ini membentuk bagian luar mahkota, dan agak translusen.
c. Berdasarkan cara pembakaran
1.         Pembakaran pada tekanan atmosfir.
2.         Pembakaran pada tekanan yang dikurangi atau hampa tekanan.a. Berdasarkan komposisi
1.    Earthenware→ sebagian besar kaolin dan quartz,feldspar min.
2.    Stoneware    → kaolin, quartz, dan feldspar seimbang.
3.    Domestik porselen → sebagian besar kaolin dan feldspar, quartz sedikit.
4.    Dental Porselen→ terdiri dari feldspar dan quartz,tidak mengandung kaolin.
b.      Berdasarkan bahan dasar
1.         Feldspatic PorcelainDibuat pada suhu pembakaran 10500C - 12000C.Perbandingan jumlah feldspar dengan quartz adalah 85% dan 15%.Quartz yang rendah menyebabkan ruang antara partikel porselen menjadi lebar sehingga felsdpatik porselen mudah pecah karena adanya thermal shock.2.         Alumina PorcelainKristal alumina sebesar 50% koefisien   muai panasnya lebih tinggi, dan kekuatanya dua kali lebih besar dari pada felsdpatik porselen.Kekuatan yang tinggi dan sangat opaque, oleh karena itu lebih diindikasikan pada regio posterior.
3.         Metal Bonding PorcelainPorselen yang digunakan dengan kombinasi logam mempunyai kandungan K2O sebesar 11%-15%, dan suhu pembakarannya antara 7000C – 12000C. Meningkatkan jumlah kandungan K2O akan menghasilkan perubahan muai panas pada  porselen yang dibutuhkan untuk berlekatan dengan logam.
c.       Berdasarkan struktur pendukung
1.       Reinforced ceramic core system
Pada tahun 1960 Mclean dan Hughes mengembangkan bahan porselen dengan penambahan alumina pada feldspatik glass dan dikenal sebagai alumina reinforced porcelain jacket crown dalam hal ini alumina bertindak sebagai crack stopper dalam mikrostruktur porselen. penambahan bahan ini juga meningkatkan flexural strengh sehingga sistem porselen ini cocok bagi mahkota posterior.
2.       Metal ceramic
Metal ceramic menggunakan alloy, yang dahulu berbahan dasar emas, untuk membentuk inti yang kuat dan rigid bagi ceramic yang nanti akan menutupi inti tadi. Ceramic biasanya mengandung leucite sebagai pengubah koefisien ekspansi termal untuk mengurangi tekanan antara metal dan ceramic selama proses pembakaran. Versi modern dari metal ceramic sekarang ini menggunakan leucite yang memiliki partikel lebih halus dan dispersi yang lebih padat untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan kekuatan fleksural
 3.       Resin-bonded ceramic
Adalah benda padat multiphase yang mengandung residu kaca dengan fase kristalin yang terdispersi secara halus. Kristalisasi yang terkontrol dari kaca menghasilkan pembentukan kristal kecil yang tersebar di sekitar partikel kaca. Jumlah kristal, pertumbuhannya dan ukuran kristal diatur oleh waktu dan suhu saat proses perubahan kaca menjadi kristalin.


"catatan: 

urinaria : http://urinariaphyllanthus.blogspot.com/2015/04/urinaria.html 
glomerulonefritis: http://urinariaphyllanthus.blogspot.com/2015/04/glomerulonefritis.html
temporo mandibulan join : http://gangguantmj.blogspot.com/2015/04/temporo-mandibular-joint.html
biomat bab 2 : http://makalahbiomat.blogspot.com/2015/04/makalah-biomat-bab-2.html
lanjutan biomat bab 2 : http://makalahbiomat.blogspot.com/2015/04((/lanjutan-bab-ii-2.html
pembaasan biomat bab 4 : http://makalahbiomat.blogspot.com/2015/04/bab-iv-pembahasan-biomat.html